Artwork

Konten disediakan oleh The Conversation. Semua konten podcast termasuk episode, grafik, dan deskripsi podcast diunggah dan disediakan langsung oleh The Conversation atau mitra platform podcast mereka. Jika Anda yakin seseorang menggunakan karya berhak cipta Anda tanpa izin, Anda dapat mengikuti proses yang dijelaskan di sini https://id.player.fm/legal.
Player FM - Aplikasi Podcast
Offline dengan aplikasi Player FM !

Potensi energi angin di Indonesia begitu besar, mengapa kincirnya harus kecil

5:59
 
Bagikan
 

Manage episode 218455748 series 2163845
Konten disediakan oleh The Conversation. Semua konten podcast termasuk episode, grafik, dan deskripsi podcast diunggah dan disediakan langsung oleh The Conversation atau mitra platform podcast mereka. Jika Anda yakin seseorang menggunakan karya berhak cipta Anda tanpa izin, Anda dapat mengikuti proses yang dijelaskan di sini https://id.player.fm/legal.
ENERGY.GOV/WIKIMEDIA, CC BY-SA

Angin punya posisi penting bagi sejarah panjang peradaban manusia. Sekitar 7000 tahun lalu, angin tercatat telah memutar baling-baling kapal di sepanjang Sungai Nil di Mesir. Di Cina, 200 tahun sebelum Masehi, hembusan angin telah memutar kincir sederhana dan membantu petani memompa air.

Sejak abad ke-20, angin telah menggerakan turbin dan menghasilkan listrik untuk rumah di Eropa dan Amerika Utara. Selain lebih murah, tenaga angin juga terbukti jauh lebih ramah terhadap lingkungan. Tapi mengapa Indonesia sepertinya sulit melakukan hal yang sama? Apa kita kekurangan angin?

Adi Surjosatyo, Guru Besar Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia, mengatakan potensi Indonesia sangat besar. Tapi, menurut dia, selama ini kita telah keliru dalam memandang tenaga angin.

Di Eropa, daerah kontinental, turbin angin dibuat besar karena angin besar. Tapi di daerah Indonesia, turbin angin harus kecil karena kondisi udara dan kelembapan air laut membuat angin di Indonesia kecil.

Rata-rata kecepatan angin di Indonesia dua kali lebih lemah dari angin di Eropa. Hanya sekitar 2,5 sampai 3 meter per detik. Kecepatan angin rendah, kincirnya pun harus kecil. Itulah yang dilakukan oleh Adi di Kampung Bungin, Muara Gembong, Bekasi. Dia bikin energi terbarukan dari angin untuk mengaliri listrik kampung nelayan tersebut.

Satu kincir angin setinggi 11 meter hanya butuh Rp 50 juta. Setelah memasang beberapa kincir di pinggir pantai, biarkan angin yang bekerja sepanjang waktu.

Edisi ke-29 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Ikhsan Raharjo dan narator Malika. Selamat mendengarkan!

The Conversation
  continue reading

73 episode

Artwork
iconBagikan
 
Manage episode 218455748 series 2163845
Konten disediakan oleh The Conversation. Semua konten podcast termasuk episode, grafik, dan deskripsi podcast diunggah dan disediakan langsung oleh The Conversation atau mitra platform podcast mereka. Jika Anda yakin seseorang menggunakan karya berhak cipta Anda tanpa izin, Anda dapat mengikuti proses yang dijelaskan di sini https://id.player.fm/legal.
ENERGY.GOV/WIKIMEDIA, CC BY-SA

Angin punya posisi penting bagi sejarah panjang peradaban manusia. Sekitar 7000 tahun lalu, angin tercatat telah memutar baling-baling kapal di sepanjang Sungai Nil di Mesir. Di Cina, 200 tahun sebelum Masehi, hembusan angin telah memutar kincir sederhana dan membantu petani memompa air.

Sejak abad ke-20, angin telah menggerakan turbin dan menghasilkan listrik untuk rumah di Eropa dan Amerika Utara. Selain lebih murah, tenaga angin juga terbukti jauh lebih ramah terhadap lingkungan. Tapi mengapa Indonesia sepertinya sulit melakukan hal yang sama? Apa kita kekurangan angin?

Adi Surjosatyo, Guru Besar Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia, mengatakan potensi Indonesia sangat besar. Tapi, menurut dia, selama ini kita telah keliru dalam memandang tenaga angin.

Di Eropa, daerah kontinental, turbin angin dibuat besar karena angin besar. Tapi di daerah Indonesia, turbin angin harus kecil karena kondisi udara dan kelembapan air laut membuat angin di Indonesia kecil.

Rata-rata kecepatan angin di Indonesia dua kali lebih lemah dari angin di Eropa. Hanya sekitar 2,5 sampai 3 meter per detik. Kecepatan angin rendah, kincirnya pun harus kecil. Itulah yang dilakukan oleh Adi di Kampung Bungin, Muara Gembong, Bekasi. Dia bikin energi terbarukan dari angin untuk mengaliri listrik kampung nelayan tersebut.

Satu kincir angin setinggi 11 meter hanya butuh Rp 50 juta. Setelah memasang beberapa kincir di pinggir pantai, biarkan angin yang bekerja sepanjang waktu.

Edisi ke-29 Sains Sekitar Kita ini disiapkan oleh Ikhsan Raharjo dan narator Malika. Selamat mendengarkan!

The Conversation
  continue reading

73 episode

Semua episode

×
 
Loading …

Selamat datang di Player FM!

Player FM memindai web untuk mencari podcast berkualitas tinggi untuk Anda nikmati saat ini. Ini adalah aplikasi podcast terbaik dan bekerja untuk Android, iPhone, dan web. Daftar untuk menyinkronkan langganan di seluruh perangkat.

 

Panduan Referensi Cepat