Lindungi Remaja dari Paham Radikalisme dan Ekstrimisme
Manage episode 331264769 series 3152218
Remaja rentan menjadi target perekrutan kelompok terorisme. Pada Maret lalu, Kepolisian menemukan 77 anak di bawah usia 17 tahun dicuci otak dan dibaiat untuk bersumpah kepada Negara Islam Indonesia (NII Sumatra Barat). Selain itu, juga ada dugaan puluhan anak di Garut dibaiat masuk organisasi yang sama.
Pola perekrutan yang digunakan kelompok terorisme pun beragam. Dunia digital, seperti media sosial, aplikasi perpesanan dan juga video sharing sudah lama dikenal sebagai sarana perekrutan. Paham-paham radikalisme dan ekstrimisme disebarkan lewat berbagai sarana ini. Di sisi lain, dunia digital sangat lekat dengan kehidupan anak dan remaja zaman sekarang.
Masa kanak-kanak dan remaja yang seharusnya diisi dengan belajar dan bermain kini terancam oleh paparan paham radikalisme dan ekstrimisme yang berseliweran di dunia digital.
Lantas bagaimana melindungi remaja dari konten di dunia maya yang berbahaya seperti paham radikalisme dan ekstrimisme? Kita akan bahas hal ini bersama Pengamat Terorisme, Bapak Al Chaidar dan Bapak Leonard Chrysostomos Epafras dari Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) / Universitas Kristen Duta Wacana.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
1191 episode