Artwork

Konten disediakan oleh love Your Self and Love Your Self. Semua konten podcast termasuk episode, grafik, dan deskripsi podcast diunggah dan disediakan langsung oleh love Your Self and Love Your Self atau mitra platform podcast mereka. Jika Anda yakin seseorang menggunakan karya berhak cipta Anda tanpa izin, Anda dapat mengikuti proses yang diuraikan di sini https://id.player.fm/legal.
Player FM - Aplikasi Podcast
Offline dengan aplikasi Player FM !

Eps. 01 : Self-Awareness vs. Self-Diagnosis

35:33
 
Bagikan
 

Manage episode 361913556 series 3207755
Konten disediakan oleh love Your Self and Love Your Self. Semua konten podcast termasuk episode, grafik, dan deskripsi podcast diunggah dan disediakan langsung oleh love Your Self and Love Your Self atau mitra platform podcast mereka. Jika Anda yakin seseorang menggunakan karya berhak cipta Anda tanpa izin, Anda dapat mengikuti proses yang diuraikan di sini https://id.player.fm/legal.

Pada zaman digital seperti sekarang ini, informasi tentang apa saja bisa dengan sangat mudah diperoleh melalui kecanggihan internet. Dengan hanya mengetik kata kuncinya saja, sumber informasi langsung muncul dalam hitungan detik dan bisa kita baca kapan saja dan di mana saja. Salah satu informasi yang ada di situs pencarian internet adalah informasi mengenai kesehatan, semisal terkait gejala suatu penyakit, obat yang dapat diminum, dan juga komplikasi-komplikasi yang timbul dari penyakit tertentu. Hal ini menyebabkan tidak sedikit orang yang memutuskan untuk mencari langsung menggunakan situs pencarian seperti Google, terkait dengan gejala penyakit yang sedang dirasakannya, daripada memilih untuk langsung datang mengunjungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan secara saksama. Fenomena seperti inilah yang disebut dengan self-diagnosis (Makarim, 2021). Sesuai namanya, self-diagnosis adalah mendiagnosis diri sendiri mengalami suatu gangguan atau penyakit berlandaskan pengetahuan diri sendiri atau informasi yang diperoleh secara mandiri tanpa campur tangan pihak profesional yang berwenang (Makarim, 2021). Sebagai contoh, kamu selalu merasa sedih sepanjang hari. Lalu, kamu menggunakan Google dan menemukan bahwa sedih sepanjang hari adalah salah satu ciri-ciri depresi, sehingga kamu mengklaim bahwa kamu mengalami depresi. Padahal hal itu belum tentu, sebagaimana dalam mendiagnosis depresi terdapat ciri-ciri yang perlu dipenuhi sesuai dengan panduan DSM-5, dan juga banyak faktor eksternal yang juga dapat membuatmu sedih sepanjang hari, misalnya putus kontak dengan teman, perang dingin dengan orang tua, atau sedang berduka pasca-kepergian orang yang dicintai. Kadang-kadang, masyarakat sering salah kaprah tentang self-diagnosis dengan self-awareness. Bukankah sama-sama “peka” pada apa yang terjadi pada diri sendiri? Akan tetapi, self-awareness juga disertai dengan adanya sudut pandang yang jelas, objektif, dan rasional (Ackerman, 2021; Cherry, 2020), sementara self-diagnosis cenderung dilakukan secara subjektif tanpa campur tangan pihak ahli yang memahami bidang kesehatan fisik mental secara objektif. Self-awareness justru akan membuat kita sadar bahwa kita membutuhkan pertolongan dari pihak yang lebih ahli, sebab kita sadar bahwa apa yang kita rasakan dan pikirkan sudah di luar batas pemahaman kita. Jadi, kita akan meminta pendapat dari pihak yang lebih kompeten dalam menangani permasalahan yang ada dalam diri kita (Ackerman, 2021; Cherry, 2020). Dengan adanya podcast ini, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan self-awareness mereka agar tak melakukan self-diagnosis, serta menyadari bahwa akan jauh lebih baik jika mereka melakukan konsultasi ke dokter atau psikolog jika mereka merasa ada yang salah dengan fisik ataupun mental mereka sehingga akan memperoleh penanganan secara profesional.

  continue reading

80 episode

Artwork
iconBagikan
 
Manage episode 361913556 series 3207755
Konten disediakan oleh love Your Self and Love Your Self. Semua konten podcast termasuk episode, grafik, dan deskripsi podcast diunggah dan disediakan langsung oleh love Your Self and Love Your Self atau mitra platform podcast mereka. Jika Anda yakin seseorang menggunakan karya berhak cipta Anda tanpa izin, Anda dapat mengikuti proses yang diuraikan di sini https://id.player.fm/legal.

Pada zaman digital seperti sekarang ini, informasi tentang apa saja bisa dengan sangat mudah diperoleh melalui kecanggihan internet. Dengan hanya mengetik kata kuncinya saja, sumber informasi langsung muncul dalam hitungan detik dan bisa kita baca kapan saja dan di mana saja. Salah satu informasi yang ada di situs pencarian internet adalah informasi mengenai kesehatan, semisal terkait gejala suatu penyakit, obat yang dapat diminum, dan juga komplikasi-komplikasi yang timbul dari penyakit tertentu. Hal ini menyebabkan tidak sedikit orang yang memutuskan untuk mencari langsung menggunakan situs pencarian seperti Google, terkait dengan gejala penyakit yang sedang dirasakannya, daripada memilih untuk langsung datang mengunjungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan secara saksama. Fenomena seperti inilah yang disebut dengan self-diagnosis (Makarim, 2021). Sesuai namanya, self-diagnosis adalah mendiagnosis diri sendiri mengalami suatu gangguan atau penyakit berlandaskan pengetahuan diri sendiri atau informasi yang diperoleh secara mandiri tanpa campur tangan pihak profesional yang berwenang (Makarim, 2021). Sebagai contoh, kamu selalu merasa sedih sepanjang hari. Lalu, kamu menggunakan Google dan menemukan bahwa sedih sepanjang hari adalah salah satu ciri-ciri depresi, sehingga kamu mengklaim bahwa kamu mengalami depresi. Padahal hal itu belum tentu, sebagaimana dalam mendiagnosis depresi terdapat ciri-ciri yang perlu dipenuhi sesuai dengan panduan DSM-5, dan juga banyak faktor eksternal yang juga dapat membuatmu sedih sepanjang hari, misalnya putus kontak dengan teman, perang dingin dengan orang tua, atau sedang berduka pasca-kepergian orang yang dicintai. Kadang-kadang, masyarakat sering salah kaprah tentang self-diagnosis dengan self-awareness. Bukankah sama-sama “peka” pada apa yang terjadi pada diri sendiri? Akan tetapi, self-awareness juga disertai dengan adanya sudut pandang yang jelas, objektif, dan rasional (Ackerman, 2021; Cherry, 2020), sementara self-diagnosis cenderung dilakukan secara subjektif tanpa campur tangan pihak ahli yang memahami bidang kesehatan fisik mental secara objektif. Self-awareness justru akan membuat kita sadar bahwa kita membutuhkan pertolongan dari pihak yang lebih ahli, sebab kita sadar bahwa apa yang kita rasakan dan pikirkan sudah di luar batas pemahaman kita. Jadi, kita akan meminta pendapat dari pihak yang lebih kompeten dalam menangani permasalahan yang ada dalam diri kita (Ackerman, 2021; Cherry, 2020). Dengan adanya podcast ini, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan self-awareness mereka agar tak melakukan self-diagnosis, serta menyadari bahwa akan jauh lebih baik jika mereka melakukan konsultasi ke dokter atau psikolog jika mereka merasa ada yang salah dengan fisik ataupun mental mereka sehingga akan memperoleh penanganan secara profesional.

  continue reading

80 episode

Semua episode

×
 
Loading …

Selamat datang di Player FM!

Player FM memindai web untuk mencari podcast berkualitas tinggi untuk Anda nikmati saat ini. Ini adalah aplikasi podcast terbaik dan bekerja untuk Android, iPhone, dan web. Daftar untuk menyinkronkan langganan di seluruh perangkat.

 

Panduan Referensi Cepat