Artwork

Konten disediakan oleh Suluh Pergerakan. Semua konten podcast termasuk episode, grafik, dan deskripsi podcast diunggah dan disediakan langsung oleh Suluh Pergerakan atau mitra platform podcast mereka. Jika Anda yakin seseorang menggunakan karya berhak cipta Anda tanpa izin, Anda dapat mengikuti proses yang diuraikan di sini https://id.player.fm/legal.
Player FM - Aplikasi Podcast
Offline dengan aplikasi Player FM !

Eps 26. Saatnya Membangun Serikat Buruh Akademik!

50:49
 
Bagikan
 

Manage episode 336209789 series 3091494
Konten disediakan oleh Suluh Pergerakan. Semua konten podcast termasuk episode, grafik, dan deskripsi podcast diunggah dan disediakan langsung oleh Suluh Pergerakan atau mitra platform podcast mereka. Jika Anda yakin seseorang menggunakan karya berhak cipta Anda tanpa izin, Anda dapat mengikuti proses yang diuraikan di sini https://id.player.fm/legal.

Pembahasan mengenai serikat buruh akademik bagi kami dirasa sangat penting, entah dalam jangkauan kampus atau jangkauan yang lebih luas. Posisi akademisi terkadang -bahkan sering- tidak berdaya berhadapan dengan posisi dominan secara hukum atau administrasi dari sistem yang bisa represif sewaktu-waktu -entah di kampus maupun negara secara luas. Peluang kriminalisasi terbuka, bahkan semakin terbuka dengan disahkannya UU SISNAS IPTEK.

Di dalam kampus, ditambah pula dengan beban administratif akibat birokratisasi Tridarma Perguruan Tinggi. Birokratisasi itu salah satunya memunculkan fenomena Scopusisasi, yang mana dosen untuk memperoleh KUM sebesar 40 poin diharuskan untuk menulis di jurnal internasional dengan indeks Scopus Q1 atau Q2. Fenomena itu ditambah pula dengan beban kerja yang terlalu berlebih, seperti urusan administrasi untuk akreditasi departemen, urusan administrasi kenaikan jabatan, dan lainnya.

Di kampus, diharapkan ada serikat buruh akademik. Ia tidak hanya terdiri dari dosen, tetapi aliansi antara dosen, asisten dosen, asisten peneliti, staf akademik, mahasiswa, dan lainnya. Partikularitas itu diharapkan dapat membentuk aliansi atau bahkan serikat yang dapat membentuk iklim demokratis di dalam kampus. Anehnya, kampus sering mengatakan jika negara harus demokratis, tapi tanpa sadar apa yang ada di dalam dirinya tidak lah demokratis -belum lagi struktur patron klien yang ada di dalam kampus yang membuat iklim demokratis itu tidak tercapai.

Pernah beberapa kali mendapat cerita dari kawan peneliti di kampus. Ia berusaha mengumpulkan asisten peneliti di fakultasnya untuk membahas pembentukan serikat buruh akademik yang beranggotakan asisten peneliti fakultasnya. Nahas, hanya beberapa saja yang berkumpul dan tidak ada pembahasan berarti. Pembahasan mengalami kebuntuan, karena asisten-asisten peneliti itu takut jika ia berbicara dan menjadi whistle blower akan berpengaruh terhadap surat rekomendasi untuk lanjut studi.

Sementara, di luar kampus terdapat buruh akademik serabutan (sebutan kami bagi freelance researcher) di luar kampus, yang tenaganya kadang dipakai oleh orang-orang di kampus. Mereka bekerja jika hanya ada proyek penelitian. Kondisi mereka terkadang lebih mengenaskan, karena tergantung dengan kontrak. Tidak ada jaminan sosial atau kesehatan merupakan hal yang wajar bagi buruh akademik serabutan.

Terkadang, pembahasan mengenai serikat buruh akademik penting. Namun, menyerah karena terlalu banyak beban kerja yang harus diselesaikan. Mengurus beban kerja saja kelimpungan, apalagi jika ditambah harus memikirkan serikatnya. Pada akhirnya menjadi pembacaan antar individu-individu saja.

Dengan adanya serikat buruh akademik di kampus, diharapkan advokasi isu-isu yang terjadi pada diri mereka jauh lebih lancar, karena adanya konsolidasi antar partikularitas yang ada. Terlepas dari bentuknya apakah serikat, aliansi, atau bentuk lainnya. Jika serikat, apakah hanya satu partikularitas saja? Misal, serikat buruh akademik dosen, serikat buruh akademik asisten peneliti, dan lainnya. Atau aliansi yang sangat cair dan muncul ketika isu-isu tertentu.

  continue reading

39 episode

Artwork
iconBagikan
 
Manage episode 336209789 series 3091494
Konten disediakan oleh Suluh Pergerakan. Semua konten podcast termasuk episode, grafik, dan deskripsi podcast diunggah dan disediakan langsung oleh Suluh Pergerakan atau mitra platform podcast mereka. Jika Anda yakin seseorang menggunakan karya berhak cipta Anda tanpa izin, Anda dapat mengikuti proses yang diuraikan di sini https://id.player.fm/legal.

Pembahasan mengenai serikat buruh akademik bagi kami dirasa sangat penting, entah dalam jangkauan kampus atau jangkauan yang lebih luas. Posisi akademisi terkadang -bahkan sering- tidak berdaya berhadapan dengan posisi dominan secara hukum atau administrasi dari sistem yang bisa represif sewaktu-waktu -entah di kampus maupun negara secara luas. Peluang kriminalisasi terbuka, bahkan semakin terbuka dengan disahkannya UU SISNAS IPTEK.

Di dalam kampus, ditambah pula dengan beban administratif akibat birokratisasi Tridarma Perguruan Tinggi. Birokratisasi itu salah satunya memunculkan fenomena Scopusisasi, yang mana dosen untuk memperoleh KUM sebesar 40 poin diharuskan untuk menulis di jurnal internasional dengan indeks Scopus Q1 atau Q2. Fenomena itu ditambah pula dengan beban kerja yang terlalu berlebih, seperti urusan administrasi untuk akreditasi departemen, urusan administrasi kenaikan jabatan, dan lainnya.

Di kampus, diharapkan ada serikat buruh akademik. Ia tidak hanya terdiri dari dosen, tetapi aliansi antara dosen, asisten dosen, asisten peneliti, staf akademik, mahasiswa, dan lainnya. Partikularitas itu diharapkan dapat membentuk aliansi atau bahkan serikat yang dapat membentuk iklim demokratis di dalam kampus. Anehnya, kampus sering mengatakan jika negara harus demokratis, tapi tanpa sadar apa yang ada di dalam dirinya tidak lah demokratis -belum lagi struktur patron klien yang ada di dalam kampus yang membuat iklim demokratis itu tidak tercapai.

Pernah beberapa kali mendapat cerita dari kawan peneliti di kampus. Ia berusaha mengumpulkan asisten peneliti di fakultasnya untuk membahas pembentukan serikat buruh akademik yang beranggotakan asisten peneliti fakultasnya. Nahas, hanya beberapa saja yang berkumpul dan tidak ada pembahasan berarti. Pembahasan mengalami kebuntuan, karena asisten-asisten peneliti itu takut jika ia berbicara dan menjadi whistle blower akan berpengaruh terhadap surat rekomendasi untuk lanjut studi.

Sementara, di luar kampus terdapat buruh akademik serabutan (sebutan kami bagi freelance researcher) di luar kampus, yang tenaganya kadang dipakai oleh orang-orang di kampus. Mereka bekerja jika hanya ada proyek penelitian. Kondisi mereka terkadang lebih mengenaskan, karena tergantung dengan kontrak. Tidak ada jaminan sosial atau kesehatan merupakan hal yang wajar bagi buruh akademik serabutan.

Terkadang, pembahasan mengenai serikat buruh akademik penting. Namun, menyerah karena terlalu banyak beban kerja yang harus diselesaikan. Mengurus beban kerja saja kelimpungan, apalagi jika ditambah harus memikirkan serikatnya. Pada akhirnya menjadi pembacaan antar individu-individu saja.

Dengan adanya serikat buruh akademik di kampus, diharapkan advokasi isu-isu yang terjadi pada diri mereka jauh lebih lancar, karena adanya konsolidasi antar partikularitas yang ada. Terlepas dari bentuknya apakah serikat, aliansi, atau bentuk lainnya. Jika serikat, apakah hanya satu partikularitas saja? Misal, serikat buruh akademik dosen, serikat buruh akademik asisten peneliti, dan lainnya. Atau aliansi yang sangat cair dan muncul ketika isu-isu tertentu.

  continue reading

39 episode

Semua episode

×
 
Loading …

Selamat datang di Player FM!

Player FM memindai web untuk mencari podcast berkualitas tinggi untuk Anda nikmati saat ini. Ini adalah aplikasi podcast terbaik dan bekerja untuk Android, iPhone, dan web. Daftar untuk menyinkronkan langganan di seluruh perangkat.

 

Panduan Referensi Cepat