SUDAH SAATNYA KITA PULANG, MEMBANGUN PERTANIAN DAN KELAUTAN YANG SUDAH TUHAN KARUNIAKAN

INITANI

Caping Merapi dan Kebun Anggrek Tajem Yogyakarta memiliki berbagai program yang mendukung masyarakat dalam keberlangsungan ketahanan pangan dalam skala rumah tangga, agar masyarakat khususnya di Yogyakarta umumnya di Indonesia dapat mandiri, sehingga peringatan dari Sang Maha Kuasa melalui pandemi ini dapat dilalui dengan keikhlasan untuk berjuang mencari jalan keluar yang berbeda dari sebelumnya.

Program yang menarik salah satunya adalah program panen sepuasnya dalam satu keranjang dengan hanya membayar Rp. 50.000,- tak hanya itu di caping merapi tajem yogyakarta ada paket edukasi mengenai belajar urban farming sehingga tak ada alasan untuk tidak menanam. Dalam masa pandemi ini kuncinya agar terus dalam kondisi prima atau daya imun tinggi caranya adalah terus bersyukur, makan makanan yang sehat dan tidak lupa untuk selalu bahagia.

Menjadi bahagia tidaklah repot - repot menghabiskan segala yang ada, hanya dengan melihat bunga yang indah seperti bunga anggrek bulan yang ada di taman anggrek tajem kita pun sudah bahagia. Tak heran karena anggrek bulan merupakan tanaman hias yang menjadiPrimadona tanaman hias. Memelihara tanaman hias seperti anggrek sebenarnya tidaklah sulit seperti yang dibayangkan, asal kita mengetahui kebutuhan biologis bunga anggrek tersebut.

Petani, menjadi penyangga tatanan negara merupakan tugas yang amat sangat mulia dan berat tanggung jawab dan tantangannya, kalo petani tidak diberikan pengetahuan tentang pasar, di upgrade sumber daya manusia petani, dan pekerjaan menjadi petani tidak didukung dengan sesuai kebutuhan petani, bagaimana peradaban ini bisa terus berlangsung?

Ibu Liling Watiasita yang merupakan owner caping merapi dan kebun bunga anggrek tajem yang merupakan sosok inspiratif yang dihadirkan, menyatakan bahwa petani harus memiliki 5 konsep panca karya, yaitu :

1. Dibuat tempat Wisata
   
2. Dibuat sarana Edukasi
   
3. Menjual ke Konsumen Langsung
   
4. Dibuat olahan agar tetap memiliki ekonomis yang tinggi
   
5. Lalu yang terakhir, kalo masih ada baru dijual ke tengkulak
   

Posisi petani pada saat ini masih hanya berfokus pada point ke 5, yaitu petani menanam bertujuan hanya untuk dijual ke tengkulak yang memiliki nilai ekonomis yang paling rendah, atau bahkan petani diposisi kritis tidak tahu setelah menanam mau dijual kemana, karena harga jual dipasaran jauh di bawah biaya operasional yang ditanggung petani. Keadaan krisis dan kritis seperti ini, hanya bisa dipecahkan oleh gerakan semangat pemuda yang bergeriliya untuk berpengangan tangan dan bergotong royong untuk menjadi pelaku pertanian yang cerdas, maju dan berdikari.

Kami yakin secercah harapan itu masih akan dan terus ada !

#INITANI

#SemangatBertaniUntukNegeri

Caping Merapi Yogyakarta dan Kebun Anggrek Tajem

Jl. Raya Tajem KM 2,5 Wedomartani, Ngempak, Sleman

D.I. Yogyakarta

--- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/initani/message